Lampung Timur – Wajah Pendidikan di Provinsi Lampung semakin Suram, Hal itu ditandai dengan maraknya aksi premanisme pelajar yang juga ditiru oleh guru, akibat tidak adanya ketegasan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung untuk memberikan efek jera Kepada tenaga pendidiknya yang melakukan tindakan tidak terpuji.
Satu orang oknum guru yang diketahui menjabat sebagai wakil kepala sekolah telah berbuat tidak menyenangkan, pasalnya pada saat beberapa wartawan menyambangi sekolah tersebut untuk mempertanyakan hasil dari pengajuan bantuan berbentuk proposal salah satu Lembaga Pers yang tertuju kepada pengurus MKKS SMK Negeri di Lamtim, Lampung. Bukan mendapat perlakuan yang baik dari pihak sekolah melainkan gertakan dan nada-nada tinggi dengan kalimat yang tidak baik serta gebrakan meja diberikan oleh oknum tersebut, Selasa (23/7/2019).
Awalnya beberapa awak media menyambangi sekolah SMK Negeri 1 Pekalongan untuk menemui Kepala Sekolah mempertanyakan hasil pengajuan bantuan berupa Proposal terhadap pihak pengurus MKKS SMK Lamtim, yang kebetulan salah satu pengurus MKKS tersebut merupakan pejabat Kepala sekolah SMK Negeri 1 Pekalongan Lamtim.
Selanjutnya beberapa awak media diterima oleh seorang Oknum guru yang menjabat tambahan sebagai wakil kepala sekolah, namun disela obrolan salah satu awak media meminta pertolongan kepada Waka Sekolah yang berinisial “DI” Untuk menghubungi kepala sekolah yang kebetulan tidak ada disekolah melalui telepon selulernya, bukan mendapat jawaban yang baik dan enak didengar keluar dari kalimat guru tersebut tapi gertakan dan gebrakan meja dari oknum guru itu, sembari ia marah-marah dan menuduh salah seorang wartawan yang datang untuk mempertanyakan hasil proposal bahwa wartawan itu sudah tiga kali buat onar setiap kesekolahan tersebut.
Saya ga mau di suruh-suruh kalian, kalian ga ada hak nyuruh-nyuruh saya. Yang berhak nyuruh saya atasan saya,” ujar DI Selaku wakil kepala sekolah SMK Negeri 1 Pekalongan dengan nada keras disertai menggebrak meja.
Dilain pihak, Wartawan yang mendatangi sekolah SMK Negeri 1 di kecamatan pekalongan Lamtim itu menyayangkan dan menyangkal perbuatan serta kalimat yang dituduhkan kepadanya bahwa itu tidak benar adanya.
“Mana mungkin saya berbuat seperti itu dan ga mungkin saya berbuat itu mengingat kepala sekolah SMK Negeri itukan dulu adalah guru saya waktu saya sekolah di SMK Ganesa Sekampung,” ujar wartawan tersebut.
Dengan adanya kejadian ini pihak media serta insan Pers yang ada di kabupaten Lamtim meminta kepada kepala sekolah dan dinas terkait untuk super ketat memilih dan memberi tugas tambahan bagi guru sebagai wakil kepala sekolah serta staf-staf sekolah yang berhubungan langsung dengan masyarakat apa lagi berhubungan langsung dengan awak media, karena mengingat hal seperti ini dibutuhkan guru yang memiliki skil khusus bidang hubungan masyarakat, bukan memberi tugas tambahan kepada oknum guru seperti “DI” yang tidak mengerti dalam beretika terhadap wartawan.
Hingga berita ini dibuat, Kepala Sekolah SMKN 1 Pekalongan Lampung Timur dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung belum bisa dikonfirmasi.
(Rizki Wahyu Setiawan)
Be the first to comment