Mengapa Kalimantan Timur (Kaltim) layak jadi Ibukota. Ia bukan daerah tak berpunya apalagi minim infrastruktur. Kaltim bukan juga juga daerah gempa dan rawan bencana, apalagi tiada bandara. Sama sekali Kaltim bukan daerah perlu bantuan. Justru beribu trilyun sejak puluhan tahun lalu menjadi donatur bangsa Indonesia yang besar. Maka alasan apa yang layak diterima untuk tidak memilih Kaltim?!. Disini banyak yang tak mengerti mengapa raja raja Kutai selalu menarik perhatian termasuk Belanda. Maka wajar jika Gubernur Isran Noor seakan cuek dan santai dengan perencanaan pusat. Bahkan nyaris tak melobi Bapenas apalagi merengek. Justru sikap dan gaya selebor Gubernur Kaltim yang dikenal ceplas ceplos ini menjadikan Pemerintah Pusat makin penasaran. Makanya 5 Agustus nanti Kepala Daerah secara khusus diundang untuk presentasi. Ya. Presentasi tentang kesiapan Kaltim. Sekali lagi ini kepiawaian Kaltim atas kepincutnya Bappenas dan Presiden Jokowi kepada Kaltim yang masih sangat kaya dengan sumber daya alam hingga 300 tahun sebagaimana data yang pernah disampaikan Dinas Pertambangan Mineral dan Energi Pemprov Kaltim.
Dari sisi keberagaman, Kaltim ini paling heterogen. Hampir semua suku ada di provinsi dengan sungai Mahakamnya yang terkenal. Jalan Tol yang memiliki aksesibility 2 kota; Balikpapan dan Samarinda. Semakin menambah bobot kelayakan. Bahkan menjadikan Kaltim sebagai ibukota berbasis foresty city sangat mudah mengalahkan London sebagai satu satunya ibukota berbasis hutan di dunia. And ‘Kaltim is the best choise’
Kaltim bukan cuma kaya tapi ia layak disebut sepotong surga dunia. Saking kesengsem nya kepala Bappenas. alokasi survey sudah digelontorkan dana 25 Milyar untuk studi kelayakan tahun 2019 ini. Lagi lagi memang sangat serius ibukota akan dipusatkan di Kaltim.
Bagaimana secara ekonomi. Tentu Indonesia akan sangat efektif dalam menjalankan roda pemerintahan. Jika sebelumnya nyaris separuh anggaran pemerintah untuk perjalanan dinas dan gaji pegawai. Maka. Memutuskan Kaltim sebagai ibukota adalah pilihan cerdas dan efisien untuk seluruh kota/ kabupaten di Indonesia. Lihatlah jarak dan waktu, tinjau secara demografi, uji secara potensi ekonomi dan ukur daya tahan pangan warga Kaltim dengan lumbung pangannya Kutai, bahkan Kaltim salah satu paru-paru dunia yang paling dijaga dan dirawat oleh semua negara. Semua ini seakan makin memantaskan Kaltim sangat “kredible” jika ditetapkan sebagai ibukota.
Belanda dan negara Eropa, Jepang serta Amerika paling berkepentingan menjaga hutan kaltim akibat “global climate” iklim global yang berubah. Merubah juga sistem ekonomi dunia. Itulah sebabnya hutan raya UNMUL dulu bukit Soeharto yang menjadi laboratorium hutan Tropis terbesar di Asia Tenggara ini paling diminati hampir semua pemangku kepentingan bangsa ini. Dan Hampir semua “Naga” dan para Jendral ada bisnis dan usahanya di Kaltim.
Efektifnya ekonomi bangsa ini karena Kaltim akan menjadi magnet baru yang sangat sangat efisien dalam mereduksi pengeluaran belanja pegawai. Jika Papua – Jakarta harus 6 jam perjalanan. Maka ke Kaltim hanya 3 jam. Aceh. Hanya 2.5 jam. Jakarta 2 jam. Surabaya. Bali NTB NTT hanya 1 jam 50 menit. Semua menjadi sangat efektif dan seimbang. Bahkan Bursa Efek Jakarta suka maupun terpaksa akan ikut waktu bagian tengah yang sama dengan bursa Hongkong, Singapore, Malaysia. Ini berarti geliat ibukota Kaltim akan memacu gerakan ekonomi secara massif mengikuti gaya kerja dan jam aktif Hongkong sebagai pusat perdagangan dunia disamping FAQ di negeri Paman Syam.
Seberapa besar elonomi makin jreng. Tak dapat lagi dipungkiri karena Kaltim sendiri sebagai kontributor besar setelah Papua dan Riau juga Aceh dalam mengerek “Growth national economi” sejak jaman Orde Baru bahkan Orde Lama. Karena usia kerajaan Kutai juga salah satu yang tertua di Indonesia. sekali lagi Kaltim akan melejitkan ekonomi bangsa. Pasti.
Dari sisi acceptability warga, Kaltim sangat kondusif. Penduduknya yang heterogen sudah sangat tahan terhadap berbagai isu SARA. Dan Kaltim salah satu kota paling aman di Indonesia. Buktinya. Saat krisis 98. Kaltim menjadi daerah tujuan yang paling aman untuk investasi bahkan menjadi surga bagi para pengusaha nasional. Lebih 200 outlet perbankan ada di Kaltim. Ini tolok ukur ekonomi yang tak terbantahkan.
Kaltim layaknya provinsi lain merupakan daerah yang masih lapang dan luas untuk dijadikan target dan tujuan pemindahan ibukota. Itulah sebabnya kepala Bappenas langsung meng alokasikan 4 Trilyun setelah Menteri Keuangan melelang 25 milyar untuk feasibility studi. Alokasi 4 Trilyun adalah estimasi cost project untuk penataan tata ruang wilayah berkonsep “forest city” tentu ini semakin menguatkan bahwa pilihan Kaltim ketimbang Kabupaten Gunung Mas Kalteng adalah “minize choise” dan bumi Kaltim sangat bersahabat karena bukan lahan gambut yang goyang dan mudah bergeser. Sehingga pilihan nya makin mantab untuk Kaltim sebagai ibukota.
Sebagai warga Kaltim. Patut kita sampaikan doa dan selamat. Semoga undangan presiden menjadi momentum yang pas. Meskipun pembangunannya baru akan direalisasikan paling cepat 3 tahun ke depan. Pematangan lahan dengan tetap konsep membangun dengan menyesuaikan kontur tanah dan ramah lingkungan juga kita ucapkan selamat kepada Gubernur Isran dan Wagub Hadi Mulyadi. Mudahan presentasi nanti akan memberi berkah dan dampak signifikan bagi Kaltim dan ekonomi Indonesia yang sedang mencari nafas kebangkitannya. Yuk…doakan yang terbaik.
End.
(Nursobah, Pengamat Kebijakan Publik)
Be the first to comment