Lampung Utara – Menindak lanjuti pemberitaan beberapa hari yang lalu, inspektur inspektorat Lampura, Mankodri memerintahkan Irban untuk turun ke lokasi, Rabu (1/4/2020).
“Saya sudah memerintahkan irban dalam satu atau dua hari ini turun ke desa untuk mengkroscek dan mengukur panjang dan lebar pekerjaan lapen, yang ada di Desa tanjung waras kec bukit kemuning. Saya akan memanggil kepala desa tersebut, dan apabila terbukti memang benar bersalah maka pihak inspektorat akan meyerahkan ke APH Kejaksaan negeri yang ada di kabupaten lampung utara,” tegasnya.
Saat tim aliansi jurnalistik online indonesia (AJOI) turun ke lokasi salah satu desa yang ada di kecamatan bukit kemuning kabupaten lampung utara, di duga tidak sesuai dengan (RAB) Rencana anggaran belanja yang di tuangkan di dalam APBDS desa di duga salah satu item pekerjaan yang menggunakan dana desa, desa tanjung waras peningkatan jalan onderlah menjadi jalan lapen di duga asal jadi.
Saat dimintai keterangan warga dusun “ia pak saya warga desa tanjung waras sangat kecewa dengan adanya pekerjaan yang seumur jagung sudah hancur, saya berharap kepada pemerintah daerah kusus dapat memperbaiki janlan penghubung ke desa,” ujar tri.
Saat di kunjungi dikediaman kepala desa tanjung waras armen berkata, “saya mau tahu kalau warga saya yang melaporkan siapa, dan kami dari desa memang membutuhkan ahli dalam teknis fisik, dan beberapa bulan yang lalu ada juga yang melaporkan pekerjaan lapen tersebut, saya dan pendamping langsung turun ke lokasi namun yang di poto itu tidak ada,” kata dia.
“Ya bang namanya juga di kampung bang jalanan itu buat ngeluarin kayu, jadi wajar aja kalau dah rusak, bukan hanya itu kami membuat gorong gorong langsung di lewati warga bang, kalau masalah pekerjaan lapen pagu Anggaran nya 285.000.000 kurang lebih saya juga dah lupa, lebar nya 2.5 m, kalau panjangnya 1200.m, itu juga dari pihak inspektorat dah turun bang untuk menetoring pekerjaan, saya memakai aspal sebanyak 50 lebih, saya juga gak tahu kepastian berapa drum aspalnya,” kata dia.
Dilain sisi agus sebagai pekerja jalan lapen, “ia pak kalau biasanya saya mengerjakan jalan seperti ini saya menawarkan desa yang mempercayai saya bekerja, saya bisa menghabiskan uang paling bayak sebesar Rp.150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) kalau aspalnya saya bisa menghabiskan sebayak 32 drum saja, kalau kepala desa armen dapat lah mobil avanza seken,” ujar agus via telpon seluler.
Diminta dengan pihak-pihak yang terkait alokasi dana desa (DD) agar dapat memberi tegasan dikarenakan dana desa 2019 sudah selesai. (Tim)
Be the first to comment